Turunan ekonomi syariah, yakni industri halal akan tumbuh pesat pada 2022.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan potensi pertumbuhan diperkirakan mencapai US$ 3,1 triliun. Hal ini sebagai mbas dari pertumbuhan populasi muslim di seluruh dunia.
Berdasarkan data Bappenas, jika dilihat lebih rinci potensi industri halal terlihat dari pengeluaran atau belanja dari populasi muslim dunia. Utamanya dari sektor makanan, fashion, travel, farmasi, kosmetik, media, rekreasi, dan hospitality.
Dengan negara populasi muslim terbesar di dunia, pihaknya berharap Indonesia bisa menangkap peluang tersebut.
“Dengan terbentuknya Komite Nasional Keuangan Syariah atau KNKS, yang diinisiasi dan dipimpin langsung oleh Presiden, pemerintah berkomitmen mengembangkan arus baru ekonomi Islam di tengah ekonomi nasional saat ini,” kata Bambang.
Fokus Industri Halal
Dalam waktu dekat, kata Bambang, pemerintah akan berfokus pada pengembangan ekonomi muslim hangat berbasis kepada pelayanan, seperti travel, makanan, hingga fashion.
“Ini merupakan salah satu sektor ekonomi terbesar di dunia yang terus memberikan ruang kerja, mendorong ekspor, dan menstimulasi kemakmuran di setiap negara,” jelasnya.
Pengembangan ekonomi syariah terus menjadi perhatian pemerintah termasuk bank sentral.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, perumhuhan ekonomi syariah di Indonesia perlu ditingkatkan. Sebab ekonomi syariah bukan hanya pada industri keuangan syariah tetapi juga industri produk-produk halal lainnya.
Komitmen sejumlah pihak dinilai menjadi kunci pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, mulai dari pemerintah, regulator, hingga pelaku usaha.
“Harus ada dukungan semua pihak. Agar semua program bisa berjalan dengan lancar,” ujar Perry, di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Perry menegaskan kunci utama pengembangan ekonomi syariah adalah pemangku kepentingan tertinggi yakni pemerintah dan Presiden Joko Widodo.
Kemudian, faktor selanjutnya adalah peran promosi dan edukasi terhadap masyarakat dan pelaku usaha. Sebab kedua lini tersebut akan mampu menggerakan ekonomi syariah jika edukasi berjalan dengan baik dan promosi dengan gencar.
“Suarakan halal ekonomi dan juga keuangan syariah dan gaya hidup. Ini bisa digunakan untuk mencapai agenda global,” kata Perry.
Selain itu, strategi program yang tersusun dengan baik antar lembaga, kementerian di pemerintahan.
Dengan ini, pengembangan ekonomi syariah bisa dilakukan secara serentak dan bersama-sama tidak berjalan masing-masing.
0 Response to "Potensi Ekonomi Syariah US$ 3,1 Triliun, Berapa Porsi Indonesia?"
Post a Comment