Gagal penuhi deadline pekerjaan, wah siap-siap kena musibah. Sekali dua kali mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi kalau selalu berulang terus-terusan, ujungnya enggak enakin hati.
Masih berasa ringan kalau sekadar kena wejangan panjang kali lebar dari bos. Tinggal tebalin kuping. Lha, kalau sanksinya bonus dipotong atau tunjangan? Alamat berantakan rencana-rencana keuangan yang sudah disusun.
[Baca: Karir Enggak Berkembang? Jangan Buru-buru Resign]
Bayang-bayang sanksi bila gagal penuhi deadline ini yang bikin enggak tenang. Pikiran jadi kacau yang pada akhirnya mengundang stres. Mereka yang sudah dikejar-kejar deadline rata-rata gampang naik darah. Eh, ujungnya disenggol dikit keluar emosinya.
Padahal, kerja dan deadline itu satu paket. Bak Romeo dan Juliet, keduanya enggak mungkin dipisahkan. Bekerja dengan deadline sebenarnya hal yang biasa buat yang kerja kantoran.
Tinggal menyikapi deadline itu bukan momok menakutkan. Coba deh pakai pendekatan berbeda. Konkretnya, bangun perspektif baru kalau deadline itu bisa jadi alat agar karier cepat naik. Jangan melulu dilihat dari sisi musibahnya.
Tapi tentu saja menyelesaikan pekerjaan tepat waktu menuntut skill yang mumpuni. Agar kerjaan kelar tepat waktu sambil tetap menunjukkan performa pada hasilnya.
Lalu, apa saja sih skill yang secara tak langsung bakal terlatih ketika berhubungan sama deadline pekerjaan?
Mampu bedakan tingkat kesulitan
Tiap tugas yang didelegasikan bos pasti punya level kesulitan yang berbeda. Terus ingat deh saran bapak dan ibu guru di sekolah ketika ujian? Yup, kerjakan soal-soal yang gampang dulu.
Saran itu bisa diterapkan di dunia kerja. Ukurlah tingkat kesulitan masing-masing tugas. Setelah itu tentukan prioritas mana yang dikerjakan dulu. Cara ini memudahkan kita memperkirakan waktu penyelesaian. Waktu pun tak terbuang percuma.
Secara tak langsung juga melatih bekerja secara terorganisir. Hanya tiap orang punya gaya masing-masing. Ada yang suka bereskan pekerjaan tersulit baru kemudian yang paling mudah. Begitu pun sebaliknya. Tinggal tentukan saja mana yang paling nyamanya saja.
Lebih fokus
Deadline bisa membantu seseorang lebih fokus pada pekerjaan. Pada akhirnya akan menumbuhkan tabiat baru dalam bekerja. Misalnya, dulu suka habiskan waktu stalking akun sosmed orang, tapi setelah kena deadline berubah jadi tertib dalam bekerja.
Begitu sudah fokus sama pekerjaan, konsentrasi pun bakal mengikuti. Tanpa disadari, fokus dan konsentrasi jadi formula jitu bereskan pekerjaan. Pikiran jadi lebih jernih dan tugas-tugas itu tak menjadi beban yang memberatkan.
Bekerja dengan rencana
Bedakan dong gaya bekerja ala profesional sama buruh pabrik. Buruh pabrik rata-rata bekerja secara mekanis alias hanya melakukan satu aktivitas berulang-ulang terus sampai jam kerja berakhir.
Maka itu, perlu banget melakukan pekerjaan sesuai dengan rencana. Selain hemat waktu, perencanaan ini juga menjadi patokan dalam menetapkan performa kerja. Alangkah baiknya kalau rencana kerja ini juga diinformasikan ke atasan. Sehingga atasan juga me-recognize proses bekerja kita.
Berani menolak
Pekerjaan itu enggak akan pernah habis. Hidup bukan melulu bekerja. Jadi jangan sampai diperbudak pekerjaan. Begitu pekerjaan sudah overload, maka perlu mengingatkan si bos.
[Baca: Jadi Bos Enggak Cukup Hanya Main Perintah Doang]
Ya jangan frontal dong. Tinggal komunikasikan saja kalau kita sedang fokus mengerjakan suatu tugas dalam kurun waktu tertentu.
Di samping itu, kemampuan mengatakan tidak ini juga berlaku saat mendapat tawaran kongkow-kongkow dari rekan kerja. Penolakan ini lebih karena alasan profesional. Toh, mereka pasti ngerti kok.
Kecerdasan meningkat
Kerja dengan bayang-bayang deadline ternyata menguntungkan. Dalam kondisi terjepit dan kepepet, secara alamiah otak akan berputar keras cari solusi. Lantaran otak diajak ‘olahraga’, praktis kecerdasan pun meningkat. Ini seperti efek domino.
Lantaran terbiasa berpikir keras ini yang pada akhirnya membuat seseorang lebih ‘kaya pengalaman’. Jam terbangnya tinggi. Meski belum ada penelitian ilmiah sih seberapa signifikan kecerdasan seseorang naik ketika dikasih deadline. Yang jelas, orang lebih kreatif mencari jalan keluar.
Perspektif macam inilah yang perlu ditanamkan di kepala. Deadline itu enggak selamanya musibah. Sebaliknya, ketika sanggup melewati masa-masa genting begini, justru terlihat talenta sesungguhnya.
Syukur-syukur bos dan rekan kerja juga ikut mengagumi kemampuan kita mengatasi deadline pekerjaan. Tak tertutup kemungkinan besok-besok mendapat amanat baru yang berarti jabatan baru. Dan ujung-ujungnya, gaji baru dong.
[Baca: 4 Langkah Jitu Jadi Bos di Kantor Sekarang]
Image credit:
- http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/829597/big/077203500_1426508815-DEADLINE.jpg
- http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/925061/big/075708700_1436519609-Time-Management.jpg
- http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/807132/big/097461800_1423213574-Karir.jpg
0 Response to "Deadline Bukan Kiamat Bro! Jadiin Alat Agar Karier Cepat Naik"
Post a Comment