Buka Usaha demi Kebahagiaan, Kisah Kaos Joger yang Modalnya Hanya Rp 500 Ribu

Jalan-jalan ke Bali kurang lengkap rasanya kalau gak membeli kaos Joger. Kaos yang berisi coretan-coretan yang unik ini emang udah terkenal banget sebagai salah satu ikon Pulau Dewata.

Saking banyaknya kata-kata yang tercurah di kaos yang diproduksinya, Joger menyebut dirinya sebagai pabrik kata-kata. Dari kata yang lucu, inspiratif, hingga nyeleneh, semua tercetak di kaos yang dijualnya.

Berkat kreativitasnya dalam menciptakan kaos Joger, nasib Joseph Theodorus Wulianadi si pemilik Joger berubah. Dari yang dulunya cuma pedagang biasa yang cuma menjual barang-barang kerajinan, kini ia menjadi pengusaha tajir.

Bagaimana kisah perjalanan kaos Joger hingga bisa menghasilkan banyak untung? Simak aja yuk ceritanya dalam ulasan di bawah ini.

1. Bermodalkan Rp 500 ribu buat mulai usaha

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Joger Pabrik Kata Kata (@jogerpkk) on

Cukup dengan modal Rp 500 ribu, Joseph Theodorus Wulianadi udah bisa menjalankan usaha pada tahun 1980. Saat itu ia belum memiliki toko. Jadi masih mengandalkan sistem pemasaran door to door alias mendatangi langsung pelanggan.

Dalam menjalankan usahanya ini, Joseph mengaku kerja tanpa kenal waktu. Dari pagi, siang, hingga malam tiada waktu tanpa kerja. Baginya “Every day was Monday for us”.

2. Buka toko tanpa nama di Denpasar

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Joger Pabrik Kata Kata (@jogerpkk) on

Perlahan-lahan usaha yang dirintis Joseph menunjukkan perkembangan. Berkat dukungan keluarganya, Joseph dipinjami bangunan yang berlokasi di Jalan Sulawesi 37, Denpasar.

Di bangunan itulah Joseph membuka toko pertamanya pada 19 Januari 1981. Lucunya nih toko pertama Joseph ini sama sekali belum punya nama.

Karena dalam pengurusan izin dagang harus mencantumkan nama toko, Joseph pun memikirkan nama apa yang cocok buat usahanya ini. Apalagi ia mau nama tokonya beda dari yang lain.

Teringatlah Joseph dengan temannya di Jerman Gerhard Seeger yang memberikannya uang sebesar US$ 20 ribu. Demi penghormatan pada temanya tersebut, ia mengambil penggalan kata dari namanya yang kemudian digabungkan dengan penggalan namanya. Jadilah, nama Joger.

3. Dirikan Art & Batik Shop Joger lainnya

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Joger Pabrik Kata Kata (@jogerpkk) on

Seiring perkembangannya, pemasaran Art & Batik Joger pun juga bertambah luas. Dari yang tadinya satu toko, Joseph membuka toko kedua pada 1986 di Jalan Sulawesi 41, Denpasar.

Kemudian dari tanah pemberian ibunya, Joseph membangun toko ketiganya di Jalan Raya Kuta, Kuta pada akhir tahun 1986. Toko ketiga yang berdiri ini dinamainya Joger Handicraft Centre.

4. Menutup toko dan berorientasi pada kebahagiaan

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Joger Pabrik Kata Kata (@jogerpkk) on

Entah apa yang menjadi alasan Joseph sebenarnya dengan menutup dua toko kaos Joger. Menurut penuturannya, ia pengin mengubah konsep usaha yang tadinya profit oriented menjadi happiness oriented.

Gara-gara perubahan konsep usaha tersebut, gak sedikit yang menganggap ide Joseph ini sebagai ide yang nyeleneh. Saat ditanya mengenai idenya tersebut, Joseph beralasan kalau dirinya lebih mengutamakan kebahagiaan ketimbang untung.

Baginya mementingkan kebahagiaan dalam menjalankan usaha gak serta-merta berarti ia menolak profit. Kenyataannya emang benar profit bisa bikin kaya. Tapi gak semua orang kaya bisa happy. Intinya, ia pengin bersyukur atas apa yang udah didapatnya.

5. Jalankan toko kaos Joger dengan filosofi BAJU2RA6BER

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Joger Pabrik Kata Kata (@jogerpkk) on

Bukan Joseph Theodorus Wulianadi sepertinya kalau gak pandai merangkai kata-kata. Karena memilih mengubah haluan usaha, Joseph pun menjalankan usahanya dengan mengambil filosofi BAJU2RA6BER.

Membacanya sekilas pasti bikin kamu mengernyitkan dahi. Kata yang aneh itu ternyata bukan asal dibuat lho. Lewat kata tersebut, Joseph pengin menyampaikan filosofi dari tokonya, yaitu BAik, JUjur, RAmah, RAjin, BERtanggung jawab, BERimajinasi, BERinisiatif, BERani, BERsyukur, dan BERmanfaat.

6. Walaupun cuma satu, omzetnya bisa setara tiga toko

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Joger Pabrik Kata Kata (@jogerpkk) on

Satu-satunya toko kaos Joger kini berlokasi di Jalan Raya Kuta, Kuta, Bali. Emang sih dibandingkan satu toko, lebih menguntungkan punya banyak toko.

Namun, saat Joseph ditanya omzet oleh wartawan, ia pernah menyatakan kalau toko kaos Joger yang cuma satu-satunya ini bisa mendatangkan pemasukan setara tiga toko. Lho, kenapa bisa gitu ya?

Rupanya nih selain toko kaos Joger ramai dikunjungi banyak orang, manajemen yang baik menjadi kunci kenapa toko kaosnya bisa cetak omzet setara tiga toko. Udah gitu kaos Joger cuma bisa didapatkan di toko tersebut. Bukan di tempat lain.

Itu tadi kisah perjalanan kaos Joger yang diciptakan Joseph Theodorus Wulianadi. Menarik emang apa yang dipikirkan Joseph dalam jalankan usaha.

Ketika pengusaha-pengusaha bangun banyak cabang demi kejar banyak untung. Joseph justru malah menutup tokonya demi mengejar kebahagiaan.

Pernah suatu kali Joseph melaporkan ke polisi orang yang jual kaosnya secara online. Alih-alih bikin orang tersebut ke penjara, Joseph memberi tahu ke orang tersebut kalau tujuan ia bikin Joger jadi kaos yang cuma bisa dibeli di Bali supaya orang-orang mau datang ke Bali.

Dengan begitu, gak cuma Joger yang untung, tapi orang-orang Bali juga untung karena kedatangan wisatawan. Intinya, bagi Joseph, kebahagiaan lebih dulu diutamakan setelahnya barulah untung. Luar biasa ya Pak Joseph ini!

0 Response to "Buka Usaha demi Kebahagiaan, Kisah Kaos Joger yang Modalnya Hanya Rp 500 Ribu"

Post a Comment