Kredit pemilikan rumah alias KPR diciptakan buat membantu masyarakat. Namun, di tangan segelintir orang, KPR malah bisa menjadi bencana!
Sudah bukan rahasia, harga rumah dan properti lainnya kian naik dari tahun ke tahun. Karena itulah properti menjadi alat investasi yang bikin ngiler.
Sayangnya, modal buat berinvestasi properti relatif lebih besar ketimbang yang lain. Misalnya investasi reksa dana dan emas.
[Baca: Mulai Tertarik Akan Reksa Dana? Simak Tips Nyaman & Aman Berinvestasi]
Situasi inilah yang membuat KPR menjadi penting. Lewat KPR, kita bisa tinggal di rumah sendiri meski belum punya cukup duit.
Hanya dengan membayar down payment alias persekot, kita sudah bisa tidur di rumah itu tiap hari. Dengan catatan, cicilan KPR rutin dibayar.
Godaan DP Ringan
Inilah yang kerap menjadi masalah. Orang kerap hanya berfokus pada DP, dengan meninggalkan cicilan per bulan.
“Yang penting bisa punya rumah dulu,” begitu pembelaannya. Padahal, dengan membayar DP bukan berarti rumah itu sudah kita miliki. Separuh dimiliki aja gak.
Besaran DP diatur oleh pemerintah berdasarkan kondisi ekonomi terkini. Jadi, bisa berubah-ubah. Pada Agustus 2016, DP KPR ditetapkan turun menjadi rata-rata 15 persen.
Misalnya mau beli rumah baru dengan ukuran 84 m2 seharga Rp 500 juta. Dengan aturan DP rumah terbaru, biaya yang harus kita bayar adalah 15 % x Rp 500 juta = Rp 75 juta.
Buat yang berpenghasilan pas-pasan malah bisa tanpa DP. Begitu juga bila luas rumah kurang dari 70 m2. Sebab, aturan DP 15 persen hanya berlaku untuk rumah berukuran lebih besar dari 70 m2.
Murah kan? Iya, betul. Tapi, hukum cicilan ini masih berlaku: makin kecil DP, makin lama tenor alias periode pembayaran dan jumlah utang.
Dengan contoh KPR di atas, berarti masih ada utang Rp 500 juta – Rp 75 juta = Rp 425 juta. Tenor maksimal biasanya 25 tahun.
Berarti, perkiraan duit yang keluar sampai 25 tahun ke depan adalah 425 juta : (12 bulan x 25 tahun) = Rp 2.125.000. Itu baru perkiraan, lho. Plus belum ditambah bunganya.
Pertanyaannya, sanggup gak keluar duit segitu tiap bulan selama 25 tahun lamanya. Mungkin hari ini bisa berleha-leha, tahun depan dipecat gara-gara perusahaan bangkrut. Nasib orang siapa yang tahu?
[Baca: Gak Ada yang Abadi, Kalau Dipecat dari Pekerjaan 5 Hal Ini Bisa Membantumu Bertahan]
Karena itulah beli rumah memerlukan kesabaran dan ketelitian. Apalagi beli lewat KPR. Mau jadi miskin gara-gara KPR?
Tips Beli Rumah KPR
Sebelum teken perjanjian KPR dengan bank, ambil waktu sebanyak mungkin untuk berpikir. Dua hari dua malam kalau perlu.
Sebab, kita akan bikin keputusan yang mempengaruhi hidup ke depan. Bukan hanya hidup kita, tapi juga keluarga. Berikut ini tips beli rumah lewat KPR:
1. Hitung kemampuan keuangan
Pilih rumah yang sesuai dengan kondisi finansial. Memaksakan beli di luar kemampuan hanya mengundang bencana.
2. Bandingkan semua tawaran
Tiap bank punya program KPR berbeda. Bandingkan fasilitas dari tiap bank untuk mendapat penawaran terbaik, antara lain bunga rendah.
3. Pilih KPR yang pas
Pemerintah punya sederet program KPR. Jadi, lihat dulu kecocokan profil kita. Masyarakat berpenghasilan rendah berhak membeli rumah bersubsidi, lho. Banyak keringanan dalam program ini.
4. Bersabar
Beli rumah gak sama dengan beli buat masak sarapan. Dibutuhkan kesabaran ekstra saat beli rumah pakai KPR. Semua faktor mesti ditimbang agar terhindar dari ancaman miskin gara-gara KPR.
Poin nomor 4 di atas adalah kunci dari segalanya. Deras datang, deras kena kalau kata peribahasa. Artinya, siapa pun yang mengerjakan sesuatu dengan terburu-buru, besarlah ancaman kerugian yang akan diterima.
[Baca: Apa Saja Kerugian Kredit Perumahan (KPR)? Hah? Masak Sih Ada Ruginya?]
Image credit:
- http://www.firstfoundation.ca/uploads/House_Poor-1.jpg
- https://loanscanada.ca/wp-content/uploads/2016/07/House_poor.jpg
0 Response to "Jadi Miskin Gara-gara Kredit Pemilikan Rumah? Cegah Yuk dengan Strategi Ini"
Post a Comment