7 Profesi di Indonesia yang Melelahkan dan Dibayar Receh Tapi Bisa Kaya

Semua tentu tahu bahwa di Indonesia ini, ada tujuh jenis profesi yang kerjanya sangat melelahkan dan dibayar harian dalam bentuk receh. Meski demikian, beberapa profesi tersebut ternyata berhasil mengantongi penghasilan hingga Rp 5 jutaan.

Profesi-profesi tersebut umumnya dilakoni oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Dan tentu saja, mengingat ini adalah pekerjaan yang melelahkan, maka sudah pasti semuanya mengandalkan fisik.

Gak perlu punya ijazah S1, keterampilan komputer, atau keterampilan bicara. Pokoknya, modal utamanya cuma fisik karena selain kerja lapangan, mereka yang melakoni jenis profesi ini harus kerja seharian demi uang receh.

Meski demikian, beberapa profesi ini juga ada yang harus modal duit. Dan bagi mereka, modalnya memang cukup besar.

Ingin tahu apa saja profesi-profesi yang dimaksud? Simak pembahasannya yuk.

1. Ondel-ondel

Ondel-ondel (Shutterstock).

Gak dipungkiri, makna Ondel-Ondel yang dulu jadi ikon Kota Jakarta sudah mulai bergeser. Dulu, Ondel-Ondel memang dijadikan sebagai penolak bala, namun saat ini justru jadi boneka untuk mengais rejeki.

Ondel-Ondel bisa ditemukan di pinggiran jalan dan diarak oleh para pengamen. Rata-rata mereka memulai arak-arakan itu dari jam 05.00 pagi. Bahkan gak sedikit dari kamu menyebut mereka sebagai pengamen Ondel-Ondel.

Gimana gak disebut pengamen, wong biasanya mereka datang berdua atau bertiga. Satu orang jadi Ondel-Ondel, satu lagi bawa speaker buat musik, dan yang lain membawa ember yang isinya recehan.

Kabarnya, pendapatan mereka dalam satu hari sih bisa mencapai Rp 30 hingga Rp 60 ribu per orang ya. Tapi ya risikonya gitu, harus mau jalan muter-muter dan capek banget pastinya karena Ondel-Ondel itu gak enteng.

2. Musisi dangdut keliling

Orkes dangdut keliling (IDNTimes).

Di tengah terik matahari, mereka yang melakoni jenis profesi ini harus mendorong gerobak berisi sound system. Sementara itu satu atau dua orang mulai berdendang.

Saat gerobak berhenti, salah satu personil band mengedarkan meminta sumbangan atau saweran.

Tapi jangan salah lho, Jenita Janet pelantun lagu Di-Reject Aja, ternyata mantan personil musisi dangdut keliling. Hanya saja dia akhirnya bisa tenar di dunia hiburan.

Bisa dibilang penghasilan dari dangdut keliling ini lumayan, tapi gak jauh beda sama Ondel-Ondel. Kurang lebih Rp 50 ribu per orang dalam satu hari.

3. Badut pinggir jalan

Badut pinggir jalan (Shutterstock).

Di era 1990an, warga Jakarta yang ingin melihat badut tentu harus datang ke Ancol. Tapi, sekarang mereka juga bisa melihat badut-badut beraksi di pinggir jalan dengan mudah dan dibayar pakai uang receh.

Sebagai contohnya, coba saja kamu lewati terowongan Pasar Gembrong, Jakarta Timur, pada siang menjelang sore hari. Rata-rata, kamu bisa melihat ada orang dengan kostum berkepala besar, atau kadang juga ada lho yang pakai baju Ironman. Dan di depan mereka ada ember yang berisi recehan juga.

Kadang, kostum yang mereka pakai sudah dekil dan kotor. Tapi jangan salah, penghasilan mereka juga cukup besar lho.

Bagi mereka yang sering mangkal di Kota Tua, mereka bisa mendapatkan uang hingga Rp 300 ribu perhari! Waduh apa gak pengen tuh kamu dapat uang segitu sehari? 10 hari udah Rp 3 juta lho.

4. Topeng monyet

Topeng monyet (Inovasee).

Atraksi topeng monyet memang digemari banyak warga, terutama oleh anak-anak. Akan tetapi profesi pawang topeng monyet merupakan profesi yang kontroversi. Mengapa demikian?

Untuk melatih monyet bisa melakukan atraksi-atraksi seperti itu, monyet-monyet itu harus disiksa. Dipaksa berdiri, hingga harus mengalami luka-luka. Apa tega tuh kamu melihat seperti itu?

Dulu, topeng monyet juga tampil sedikit eksklusif. Para pawangnya membawa gendang, mainan, dan sebagainya. Untuk sekali tampil, mereka dibayar Rp 25 ribu.

Tapi lambat laun, topeng monyet juga kayak pengamen atau badut goyang yang ada di pinggir jalanan.

Jenis profesi ini memang dilarang oleh Pemerintah RI, lebih tepatnya saat pak Jokowi naik ke kursi Presiden. Namun kenyataannya, masih banyak orang yang melakoni profesi ini di daerah Jawa Barat. Lebih tepatnya di wilayah Depok.

5. Pengamen

Pengamen (Ilustrasi).

Nah kalau yang ini adalah salah satu yang paling sering ditemukan di bus (bukan TransJakarta), atau di tempat makan kaki lima yang terletak di pinggiran.

Kehadiran mereka kadang mengganggu, tapi bisa juga menghibur. Mengganggu tentu kalau mereka gak bisa nyanyi dan asal genjreng gitar.

Meski demikian, gak sedikit juga pengamen yang punya suara emas, main gitarnya jago, dan bahkan menerima request lagu. Pengamen seperti inilah yang bisa mengantongi uang ratusan ribu per hari.

Jangan salah lho, jenis profesi ini sejatinya gak hanya dilakukan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Terkadang mahasiswa pun ikutan ngamen, terutama mereka yang kuliah di jurusan Seni Musik.

MoneySmart berbincang dengan salah satu alumni dari Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Jakarta. Menurutnya, kegiatan ngamen adalah ajang untuk belajar tampil di depan publik.

Intinya kalau sudah berani ngamen di jalan, urat malu kita putus. Ketika harus manggung di acara-acara besar juga santai saja.

6. Polisi cepek atau pak ogah

Polisi cepek (Inovasee).

Mereka yang melakoni jenis profesi ini biasanya selalu ada di putaran jalan, atau di persimpangan jalan yang sempit. Disebut polisi karena tugas mereka memang membantu mengatur jalan, menghentikan kendaraan yang mau lewat agar mobil lain bisa lewat. Sementara cepek adalah uang Rp 100 perak yang menandakan kalau mereka terima bayaran receh.

Sementara itu, Pemerintah justru menyebut mereka dengan sebutan Pak Ogah. Generasi zaman old pasti tahu siapa itu Pak Ogah. Tokoh dalam karakter Si Unyil ini, selalu minta duit kalau disuruh melakukan sesuatu.  Semboyannya, “Ogah….. ah, cepek dulu dong!”

Keberadaan mereka memang gak sesuai dengan Perda Pasal 7 ayat (1) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Dalam aturan itu disebutkan bahwa setiap orang atau sekelompok orang dilarang melakukan pengaturan lalu lintas dengan maksud mendapatkan imbalan jasa. Tapi kenyataannya mereka masih ada saja tuh. Dan sebagian dari mereka bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 4 juta perbulan!

7. Tukang parkir

Juru parkir (Tribunnews).

Jenis profesi ini tentu sangat dihargai oleh para pengendara mobil. Hampir di setiap tempat di pinggir jalan, pasti ada tukang parkirnya.

Bisa dibilang, gak sedikit yang berlomba-lomba jadi tukang parkir untuk saat ini. Terutama adalah masyarakat menengah ke bawah yang tinggal di lokasi yang gak jauh dari keramaian.

Di minimarket pasti ada tukang parkir, di ruko pun ada, dan jika kamu hangout tengah malam gak dapat parkiran, pasti ada yang membantumu menemukan spot parkir. Itulah sebabnya mengapa profesi ini paling dihargai oleh pengendara mobil.

Dan dari sekian banyak profesi melelahkan bergaji receh, tukang parkirlah yang paling tajir. Bayangin saja, untuk satu mobil dalam durasi singkat, mereka bisa dapat uang Rp 3 ribu. Sementara itu di tempat-tempat tertentu mereka bisa dapat Rp 5 ribu hingga puluhan ribu.

Gak heran kan kalau mereka bisa saja mengantongi uang hingga tiga kali lipat upah minimum rata-rata?

Itulah tujuh jenis profesi yang kerjanya melelahkan dan bayarannya receh. Tapi sereceh-recehnya, tetap saja berpotensi untuk jadi kaya kalau rajin dan hoki.

Tertarik memiliki profesi seperti mereka? (Editor: Winda Destiana Putri).

0 Response to "7 Profesi di Indonesia yang Melelahkan dan Dibayar Receh Tapi Bisa Kaya"

Post a Comment