Wajib Tahu, 4 Perbedaan KPR Biasa dan Syariah

Mau kredit rumah tapi galau pas milih KPR karena ada KPR biasa dan syariah. Kelamaan mikir mau pilih yang mana, akhirnya rumah idaman keburu di-DP orang lain. Gagal maning gagal maning mas.

Oke berarti PR kamu sekarang adalah memahami dengan jelas perbedaan KPR biasa dan syariah. Baru deh habis itu berburu cari rumah idaman.

Persamaannya udah pasti tahu ya, KPR itu ya kredit pemilikan rumah. Tapi ada 4 perbedaan antara KPR biasa dan syariah yang wajib kamu ketahui. Berikut perbedaannya:

1. Perbedaan akad atau perjanjian

Bicara soal akad atau perjanjian, perbedaan KPR biasa dan syariah yang utama ada di akadnya.

KPR biasa dan syariah
Walau sama-sama nyicil rumah, letak perbedaan utamanya ada di perjanjiannya. Coba disimak dulu perbedaan perjanjiannya (Rumah/Lamudi)

KPR biasa: Intinya,  beli rumah lewat KPR biasa sama aja beli barang dengan akad jual beli. Ibarat bank beli rumahnya ke developer dan dia jual lagi ke kamu.

KPR syariah: KPR ini dikeluarkan oleh bank syariah. Akad KPR syariah itu banyak. Ada akad Murabahah (jual-beli) atau Musyarakah Mutanaqisah (kepemilikan bertahap), Ijarah (sewa) dan Ijarah Muntahiyah Bittamilk/IMBT (sewa-beli).

Apa saja perbedaan masing-masing akad KPR Syariah?

Murabahah: Bank syariah akan membeli rumah dari developer dan menjual ke kamu. Untuk harganya akan dibicarakan dan disepakati di awal lewat perhitungan margin.

Musyarakah Mutanaqisah: Kalau yang ini, ibaratnya bank syariah dan kamu beli rumah bareng-bareng. Bank bayar 80% harga rumah, sedangkan kamu 20%. Kedudukan kamu adalah sebagai penyewa.

Seiring dengan berjalannya cicilan, prosentase kepemilikan bank terhadap rumah itu berkurang. Dan di akhir masa sewa, kepemilikan bank jadi 0 persen.

Ijarah: Nah, akad Ijarah ini murni untuk sewa-menyewa biasa. Setelah masa sewa berakhir semua dibalikin.

IMBT: Balik lagi ke definisi Ijarah yang artinya “sewa.” Dalam akad ini, bank menyewakan rumahnya ke kamu dalam waktu yang telah disepakati sampai kepemilikan berganti ke kamu.

2. Jumlah cicilan yang dibayar

Jangan salah lho cicilannya beda antara KPR biasa dan syariah. Nih perbedaannya.

KPR biasa: Cicilan KPR biasa akan bergantung sama suku bunga. Umumnya, ada dua jenis bunga, yaitu bunga fix dan bunga floating. Tapi kini bank juga menyediakan jenis bunga cap serta bunga fix dan cap. Untuk metode penghitungannya ada tiga cara, yakni dengan metode bunga flat, efektif, dan anuitas.

KPR Syariah: Nah bedanya di sini adalah cicilan KPR syariah itu sifatnya tidak berubah. KPR syariah tidak menggunakan sistem bunga melainkan bagi hasil dari margin.

KPR biasa dan syariah
Kalau di KPR biasa kamu harus perhatikan bunganya, kalau di Syariah kamu perhatikan marginnya atau sistem bagi hasil bank (pameran produk perbankan/BRI)

Misalnya, harga rumah Rp 500-juta, bank syariah ambil margin Rp 50-juta. Ya berarti kamu beli rumah seharga Rp 550-juta. Cicilannya tinggal dibagi saja sesuai tenornya. Sederhana kan?

3. Tenor Pinalti

Untuk urusan tenor kredit, KPR biasa dan syariah jelas punya perbedaan. Berikut perbedaannya.

KPR biasa: Tenor KPR biasa bisa 20 tahun. Lumayan panjang yah. Tapi untuk urusan tenor sebaiknya kamu sesuaikan juga sama kemampuan finansialmu. Perhatikan juga kalau suku bunga bisa berubah kapan saja. 

KPR syariah: Tenor maksimal KPR hanya 15 tahun, lebih pendek dari KPR biasa. Tapi walau lebih pendek, cicilannya tetap alias nggak floating.

4. Pinalti

Ketika ada rezeki berlebih tentu sebagian dari kamu pengin ngelunasin cicilan KPR di awal. Tapi kamu harus tahu kalau ada denda pinalti yang diberlakukan KPR biasa.

KPR Biasa: Pinalti pelunasan yang dipercepat akan dikenakan denda 5% dari sisa pokok pinjaman. Misalnya nih, yang belum lunas Rp 150 juta, yang dibayar jadi Rp 150 juta + Rp 7,5 juta (5% dari 150 juta). Lumayan gede yah.

KPR Syariah: Nah, enaknya KPR syariah itu di sini. Nggak ada pinalti kalau kamu mau ngelunasin lebih cepat dari jangka waktu kredit.

KPR biasa dan syariah
Kalau sudah paham perbedaan KPR Konvensional dan Syariah kan enak. Tinggal pilih mana yang lebih baik menurut kamu (Salaman/Freepik)

So, sudah jelas kan guys. Kira-kira mana yang lebih menguntungkan? Semuanya ada kelebihan dan kekuranganya ya. Dan semua balik lagi ke kamu sebagai nasabah.

Pastinya kalau mau punya rumah di tahun ini ya kamu harus nabung. Jangan ngabisin duit mulu yah. Semoga sukses pengajuan KPRnya.

 

 

Yang terkait artikel ini:

[Baca: Tak Kenal Maka Tak Sayang, Kenalan Dulu Yuk Sama Kredit Pemilikan Rumah (KPR)]

[Baca: Jangan Ajuin KPR Sebelum Punya 4 Hal Ini]

[Baca: Harus Banget Ngajuin KPR? Iya Dong, Ini 6 Alasan Mengajukan KPR]

0 Response to "Wajib Tahu, 4 Perbedaan KPR Biasa dan Syariah"

Post a Comment